Film tentang Nabi Muhammad yang muncul di YouTube melahirkan protes keras di Libya dan Mesir. Belakangan diketahui film diproduksi di Amerika Serikat, tapi belum jelas siapa yang bertanggung jawab.
Para demonstran memanjat gedung kantor Kedutaan Besar AS dan merusak bendera AS. Mereka pun mengatakan bahwa, film SARA itu dibuat di AS. Demonstran juga mengangkat bendera hitam dengan tulisan "Tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah."
Film kontroversi itu dipromosikan oleh seorang ekstrimis anti-Islam di Mesir. Dalam film itu, Nabi Muhammad dihina dan dituduh melakukan pembantaian. Warga pun mendesak Presiden Mohamed Mursi untuk melarang peredaran film itu.
Tak hanya warga Islam, warga Kristen Mesir juga bergabung dalam aksi demonstrasi itu. Warga Kristen menolak apapun yang dianggap menghina Islam dan memecah belahkan Mesir.
"Saya disini karena saya adalah warga Mesir dan saya menolak apa saja yang menghina Islam atau yang memicu perpecahan di kalangan warga Mesir," ujar warga Kristen, Rafik Farouk, seperti dikutip ABC, Rabu (12/9).
Sementara itu, satu orang warga AS di Libya tewas tertembak ketika para demonstran menyerbu kantor Konsulat AS di Kota Benghazi. Kelompok bersenjata melepaskan tembakan ke aparat keamanan kantor konsulat itu.
Kota Benghazi Libya merupakan kota yang dulu didominasi oleh fraksi oposisi Libya. Seperti diketahui, fraksi oposisi yang menentang Moammar Khadafi, mendapat dukungan dari AS dan juga Barat. Namun saat ini, konflik domestik melanda Libya dan kantor perwakilan AS menjadi sasaran.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan bahwa, dinding Kedubes AS di Kairo dijebol dan pada saat itu, bendera pun berhasil diambil oleh demonstran.
"Saat ini, kami tengah bekerja sama dengan aparat keamanan Mesir untuk menciptakan ketertiban di wilayah sekitar Kedubes AS. Kami juga mencoba untuk mengendalikan situasi di sana," ujar Nuland.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar